Polisi Bertindak Brutal, Mahasiswa dan Wartawan Dihantam
Wartawan lainnya, Haryman (Kendari Pos) juga mengaku kameranya dipukul polisi. Pukulan itu kata dia mengenai wajahnya ketika sedang mengambil gambar mahasiswa yang dianiaya polisi. "Bahkan parahnya lagi, ada oknum polisi yang meneriaki wartawan adalah profokator," bebernya.
Pengakuan yang sama juga diutarakan jurnalis lainnya Suari. Melihat rekannya Jamil didorong dalam blokade polisi, ia berusaha menerobos dan berteriak bahwa itu adalah wartawan. "Mereka (Polisi,red) tidak peduli, malah perut saya disiku dan leher saya terkena pukulan," tuturnya.
Pantauan Kendari Pos di lapangan, polisi beberapa kali melepaskan gas air mata untuk membubarkan ribuan massa yang mengepung Mapolres Baubau. Massa sempat kocar-kacir. Dari arah belakang aparat polisi lainnya mengejar dan berhasil menangkap dan menyeret massa yang dianggap keras. Namun sampai dengan pukul 15.00 Wita massa masih bertahan di jalan raya depan kantor Polres Baubau dan enggan membubarkan diri.
Kedatangan massa di Mapolres Baubau dipicu insiden tewasnya Aslin Zalim (34) warga Kelurahan Bataraguru, Kecamatan Wolio yang ditahan dua malam yang lalu, Selasa (29/10). Aslin diamankan polisi saat mabuk dan ribut-ribut didekat rumahnya karena dianggap mengganggu ketertiban .
Di Polres, Aslin bukannya mendapat pembinaan yang baik, malah diduga dianiaya dan direndam di kolam. Bahkan, keluarganya yang membawakan baju ganti tidak diterima dan pagi harinya berlanjut lagi dengan hukuman skotjam yang menyebabkan dirinya kejang dan meninggal. Saat dibawa di rumah sakit, pada tubuh korban ditemukan luka gores dan lebam di tulang rusuk kanannya. (ode/ari/awa/jpnn)