Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Polisi Ditantang Tes Urine pada Minggu dan Senin Pagi

Rabu, 03 September 2014 – 01:34 WIB
Polisi Ditantang Tes Urine pada Minggu dan Senin Pagi - JPNN.COM
Kapolri Sutarman. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol Sutarman diminta untuk menjadikan momentum tertangkapnya dua oknum anggota kepolisian Indonesia oleh Polis Diraja Malaysia, sebagai acuan untuk lebih intensif melakukan pembinaan bagi aparat kepolisian yang ada.

Pasalnya, penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oknum-oknum aparat kepolisian terus meningkat dari waktu ke waktu. Menurut Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane, sedikitnya setiap tahun terdapat 200 anggota Polri yang ditindak karena terlibat penyalahgunaan narkoba.

“Beberapa tahun lalu, Polda Aceh pernah merehabilitasi sekitar 1.000 anggotanya yang diduga terlibat penyalahgunaan narkoba. Di Sumatera Utara, pamen (perwira menangah) yang juga pejabat Poldanya pernah dicopot karena terlibat penyalahgunaan narkoba,” katanya kepada JPNN di Jakarta, Selasa (2/9) malam.

Sebagai langkah maju, kepolisian kata Neta, sudah saatnya melakukan tes urine secara berkala terhadap anggotanya. Terutama yang bekerja di unit narkoba. Langkah pengujian sangat dimungkinkan karena Polri memiliki alat tes urine yang sederhana dan bisa dikontrol atasan langsung.

“Sebaiknya tes urine dilakukan pada Minggu dan Senin pagi. Sebab pada hari Sabtu dan Minggu malam itulah kerap terjadi penyalahgunaan narkoba di tempat-tempat hiburan malam,” katanya.

Meski memiliki alat, namun untuk tes urine kata Neta, kepolisian tetap memerlukan keterlibatan lembaga independen. Agar tidak menimbulkan keraguan masyarakat.

“Tujuannya agar anggota polri dan institusi Polri terlindungi dari aksi-aksi penyalahgunaan narkoba. Karena makin banyak anggota polri terlibat narkoba, sudah patut diduga jaringan mafia narkoba telah masuk begitu dalam ke kalangan tertentu di kepolisian,” katanya.

Neta menilai, tanpa disadari oleh polri, jaringan mafia narkoba sudah merongrong dan memecundangi institusi kepolisian yang seharusnya bersih dari praktik-praktik penyalahgunaan narkotika.

JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol Sutarman diminta untuk menjadikan momentum tertangkapnya dua oknum anggota kepolisian Indonesia oleh Polis Diraja

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News