Polisi: Tidak Ada Ditemukan Tanda Kekerasan, Siswa Tewas Bukan Korban MOS
jpnn.com - BINTAN - Berita meninggalnya Muhammad Arif Husain, 13, siswa baru SMP Negeri 11 Bintan, yang diduga sempat mengalami kekerasan di sekolah mulai ditindaklanjuti secara cepat oleh berbagai pihak.
Jajaran Kepolisian Resor (Polres) Bintan langsung turun tangan dengan memimpin langsung penyidikan dan pengumpulan bukti-bukti dan keterangan saksi.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Bintan, Ajun Komisaris Polisi Andri Kurniawan menegaskan, dari hasil penyidikan pihaknya, tidak ditemukan bukti-bukti terjadinya tindak kekerasan yang dialami korban.
"Hasilnya tidak ada indikasi tindakan kekerasan yang terjadi. Namun kami tetap melakukan investigasi untuk mengungkap kebenaran, apakah korban benar meninggal karena dianiaya atau memang murni karena sakit," tutur Andri, seperti dikutip dari Batam Pos (Grup JPNN), Selasa (4/8).
Keterangan itu didapatkan pihak kepolisian setelah memeriksa 10 siswa yang berdasarkan laporan gurunya cukup dekat dengan korban. "Dari keterangan siswa, mereka menjelaskan Rabu (29/8), almarhum Arif masih hadir di sekolah. Usai melakukan upacara pagi, mereka melakukan kegiatan PBB di lapangan tanah merah dekat SMPN 11 Bintan yang berjarak 800 meter dari sekolah tersebut," terang Andri.
Namun, pada pelaksanaan Pelatihan Baris Berbaris (PBB) tersebut, Arif tidak ikut karena kondisinya sakit dan demam. Hal tersebut dibuktikan oleh teman-teman yang sakit dan tidak mengikuti PBB. Mereka yang sakit disuruh beristirahat di suatu tempat yang teduh dan tidak melakukan kegiatan.
"Temannya ada yang memegang tangan Arif, katanya panas tinggi dan kondisi tubuhnya lemah pada Rabu (29/8) itu." terangnya.
Kemudian merujuk hasil visum dokter, sambung Andri, juga menerangkan tidak ada tanda-tanda kekerasan apapun pada tubuh Arif. Karena itu, hingga saat ini dinyatakan belum ada kaitan meninggalnya Arif dengan kegiatan masa orientasi siswa (MOS) di SMP Negeri 11 Bintan.