Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Politik Sudah Mulai Makan Korban Konglomerat

Oleh Dahlan Iskan

Senin, 17 Juli 2017 – 05:17 WIB
Politik Sudah Mulai Makan Korban Konglomerat - JPNN.COM
Dahlan Iskan. Foto: dokumen JPNN.Com

Kalau di Surabaya orang seperti itu disebut pengusaha lemah: lemahe uakeh (lemah dalam bahasa Jawa adalah tanah).

Sepuluh tahun belakangan Wang Jianlin ekspansi ke luar negeri: Amerika, Inggris, Spanyol, India, dan ke mana saja. Indonesia juga. Lewat Grup Lippo.

Di AS Wang Jianlin tidak tanggung-tanggung: masuk ke jantung pusat perfilman dunia. Membeli Hollywood. Dia beli perusahaan perfilman. Dia beli perusahaan rumah produksi film. Dia beli perusahaan jaringan bioskop. Akhirnya Wang Jianlin menjadi pemilik jaringan gedung bioskop terbesar di dunia.

Dia akhirnya tahu lika-liku bisnis perfilman. Ambisi berikutnya adalah membangun Hollywood sendiri. Versi Tiongkok. Lokasinya di Kota Qingdao. Kota pantai yang terkenal dengan industri bir dan elektronik. Yang posisi kotanya persis berhadapan dengan Korea. Di kota ini pula dibangun jembatan di atas laut sepanjang hampir 50 km.

Begitu high profile Wang Jianlin ini. Saat peletakan batu pertama pembangunan Hollywood versi Tiongkok ini geger. Yang hadir bintang-bintang film top Hollywood. Seperti John Travolta, Leonardo DiCaprio, dan Kate Beckinsale.

Lalu...terjadilah pemilu di Amerika. Donald Trump menang. Antiasing. Termasuk anti-China.

Ekspansi Wang Jianlin ke Hollywood dianggap berbahaya. Bagi Amerika, Tiongkok dianggap sudah mulai menyerang jantungnya Amerika. Industri pop culture. Amerika merasa dapat serangan yang membahayakan. Dengan senjata yang disebut soft power. Inilah bentuk perang modern. Tidak menggunakan kekuatan bom dan kekerasan.

Sejumlah anggota DPR Amerika menulis petisi. Mengingatkan berbahayanya senjata soft power Tiongkok itu. Petisi tersebut sinkron dengan ideologi Donald Trump. Yang sering menyerang Tiongkok. Sebagai negara manipulator ekonomi, keuangan, dan perdagangan.

Orang terkaya satu ini terpaksa menjual 76 hotelnya. Juga 13 theme park-nya. Dan entah apalagi. Padahal, dia ingin terus mengembangkan bisnis theme

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close