Politikus Gerindra: Jangan sampai Pemindahan Ibu Kota seperti Mobil Esemka
jpnn.com, JAKARTA - Politikus Gerindra Bambang Riyanto memertanyakan urgensi Presiden Jokowi memindahkan ibu kota negara dari DKI Jakarta ke Penajam Paser Utara dan Kutai Kartenagara, Kalimantan Timur. Jangan sampai nasib ibu kota baru seperti mobil Esemka.
"Apa sih urgensinya memindahkan ibu kota? Apakah karena ingin peningkatan ekonomi, pertahanan keamanan, atau sosial politik. Jangan grasak-grusuk atau sekadar pencitraan," kata Bambang kepada JPNN.com, Senin (2/9).
Dia mencontohkan mobil Esemka yang menjadi modal politik Jokowi bermain di kancah nasional. Dari Solo, Jokowi mengusung tema mobil Esemka. Namun, setelah jadi gubernur Jakarta dan kini presiden dua periode, mobil tersebut belum juga bisa diproduksi massal. Lantaran dari berbagai uji, mobil Esemka tidak memenuhi standar kelayakan.
"Itu mobil Esemka nilainya ratusan juta rupiah saja masih belum bisa diproduksi massal. Meski dari pihak istana berkilah masih dalam proses. Namun, tidak makan waktu lima tahun kan? Apalagi ini pindah ibu kota yang menghabiskan anggaran ratusan triliun," terangnya.
Bagi Bambang, rencana Jokowi lebih pada wacana. Kalaupun pindah ibu kota itu suatu keharusan, prosesnya jangan kilat. Perlu kajian dan analisa mendalam. Jangan sampai anggaran negara terbuang percuma.
BACA JUGA: Harga Tanah di Lokasi Calon Ibu Kota Melonjak, Pembeli Bawa Uang Bergepok-gepok
"Mestinya Jokowi memikirkan bagaimana memperbaiki ekonomi Indonesia yang saat ini terlilit utang. Jangan malah memikirkan menambah utang lagi dengan angan-angannya pindah ibu kota," tandasnya. (esy/jpnn)