Politikus Gerindra Kritisi Cara Pengelolaan Negara
jpnn.com - JAKARTA - Politisi Partai Gerindra yang duduk di Komisi XI DPR, Sadar Subagyo, menyatakan bahwa negeri ini sudah salah urus. Akibatnya, pemborosan terjadi di semua sektor, sementara kebocoran penerimaan negara justru tak bisa dicegah.
"Faktanya, penerimaan negara dari sektor perpajakan, harusnya berada pada kisaran 18 persen dari GDP untuk tahun 2013 yang berkisar Rp1800 trilliun. Kenyataannya penerimaan perpajakan hanya Rp 1,193 trilliun. Ada selisih yang sangat besar sekitar Rp 600 trilliun," kata Sadar di Jakarta, Minggu (4/8).
Menurutnya, penerimaan negara dari sektor pajak sebesar 18 persen dari GDP itu juga berlaku hampir di seluruh dunia. Jika pemerintah mampu menutup kebocoran, katanya, maka tidak akan ada lagi orang miskin di Indonesia.
Sebagai perbandingan, belanja pegawai pada tahun 2005 mencapai 40 persen dari APBN atau Rp 201 triliun. Sedangkan subsidi BBM hanya 19 persen dari APBN atau Rp 95 triliun.
Sedangkan pada tahun 2012, belanja birokrasi mencapai Rp 729 triliun, sementara subsidi BBM Rp 137 triliun. "Artinya pendapatan negara lebih banyak dipakai untuk menggemukan aparat pemerintah ketimbang untuk membangun negeri dan menolong rakyat miskin," ulasnya.
Ditambahkannya pula, pembangunan yang dilakukan justru membuat petani tambah miskin. Menurutnya, pada tahun 2011 Nilai Tukar Petani (NTP) mencapai 132. Artinya, pendapatan petani 132 dan pengeluarannya 100 sehingga petani masih dapat menabung 32. Namun ternyata NTP turun terus dan pada tahun 2012 tinggal 104. "Sisa hasil usaha pertanian turun drastis dari 32 ditahun 2001 menjadi hanya 4 ditahun 2012," ungkapnya. (fas/jpnn)