Politikus PDIP: Diplomasi ala Prabowo Ketinggalan Zaman
jpnn.com, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Charles Honoris menilai diplomasi ala Prabowo Subianto bakal ketinggalan zaman.
Charles mengatakan, dalam dalam debat capres, Sabtu (30/3) malam terungkap dua calon pemimpin punya dua pendekatan yang berbeda soal hubungan internasional. Jokowi mengedepankan diplomasi dan multilateralisme.
"Sedangkan Prabowo mengedepankan hard power dan militerisme. Pendekatan ini cenderung diambil oleh negara-negara diktator dan fasis seperti Nazi Jerman, dan sebagainya. Pendekatan diplomasi hard power ini sudah ketinggalan zaman," kata Charles dalam keterangan pers, Minggu (31/3).
Charles sedih melihat Prabowo tidak percaya diri pada kemampuan bangsa sendiri. "Kata Prabowo kita (Indonesia) dianggap nice guy dalam diplomasi, padahal faktanya Indonesia sangat dihormati dalam pergaulan internasional," ujarnya.
(Baca Juga: Debat Jokowi Vs Prabowo Ibarat Mobil Kijang Melawan Kuda Hambalang)
"Seperti kata Presiden Jokowi, RI memainkan peran sebagai negara mayoritas muslim terbesar di dunia. Misalnya, peran RI yang terus konsisten memperjuangkan kemerdekaan dan membantu rakyat Palestina, dan juga peran RI dalam meredakan konflik di Rakhine State, Myanmar seperti yang diminta PBB," imbuh Charles.
Anggota Komisi I DPR ini melanjutkan, dalam diplomasi ekonomi RI di bawah Presiden Jokowi juga menorehkan pencapaian yang mengagumkan dan memberi kontribusi bagi perekonomian negara.
"Misalnya ekspor 250 kereta api oleh PT INKA ke Bangladesh dengan nilai kontrak sekitar USD 100,9 juta dan berikutnya Filipina yang sudah meneken kontrak sebesar USD 52,8 juta," kata Charles.