Politikus PDIP: INES Alat Propaganda Gerindra
jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari enggan banyak komentar saat ditanya anjloknya elektabilitas Joko Widodo di survei terbaru Indonesia Network Election Survey (INES).
Dalam survei yang dirilis INES di Jakarta pada Minggu (6/5) kemarin, hasilnya cukup mengejutkan karena elektabilitas Presiden Ketujuh RI itu hanya 27,70 persen. Kalah jauh dibanding Prabowo Subianto yang melejit ke angka 50,20 persen.
Nah, Eva justru menyoroti kredibilitas lembaga survei tersebut. "INES anomali, seperti di statistik ada errornya. Ada pengakuan dari bekas direktur eksekutif bahwa INES kan alat propaganda dari Gerindra. Jadi tentu pembahasan hasil survei tidak bisa pakai logika akademik karena tujuannya politis, kepentingan subjektif dari Gerindra alias gak ilmiah," kata Eva kepada jpnn.com, Senin (7/5).
Apalagi INES menurutnya bukan pollster yang tergabung di asosiasi lembaga survei seperti PERSEPI. Padahal menurut peraturan KPU, lembaga survei boleh merilis survei jika terikat ke perhimpunan lembaga survei sehingga bisa dikontrol oleh Dewan Etik PERSEPI.
"Lagi pula masa menurut survei mereka enggak ada undecided voters. Semua responden sudah punya pilihan ke capres. Enggak umum," tukas perempuan kelahiran Nganjuk, 8 Oktober 1965 ini.
Untuk itu Eva tidak mau berkomentar soal survei INES yang menempatkan bakal capres petahana yang didukung mayoritas partai politik di Pilpres 2019 mendatang, kalah telak dari Prabowo.
"Kami berpegang pada lembaga-lembaga yang kredibel saja, dan reputasinya akuntabel. So far mereka relatif sama temuannya (soal elektabilitas Jokowi). Jadi saya no comment soal (survei) INES," pungkas politikus Senayan itu.(fat/jpnn)