Politisi PKS Anggap Israel Dalam Posisi Diuntungkan
jpnn.com - JAKARTA - Ketua Komisi I DPR RI yang membidangi hubungan luar negeri, Mahfuz Sidik menyatakan, agresi militer Israel terhadap Gaza akan terus berlanjut. Mahfuz mensinyalir aksi itu akan berlangsung lama hingga Gaza sepenuhnya dikuasai Israel.
Menurutnya, saat ini Israel berada dalam situasi dan kondisi yang menguntungkan untuk menghancurkan dan menguasai Gaza tanpa ada tekanan berarti dari negara-negara Arab maupun dunia Internasional. "Kenapa menguntungkan? Karena negara-negara Arab sekitar Palestina dalam rezim dan kebijakan politik yang mengisolasi kekuatan-kekuatan perlawanan, khususnya Hamas," kata Mahfuz di Jakarta, Senin (4/8).
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu lantas mencontohkan Mesir sebagai tetangga Israel. Di bawah kepemimpinan Jenderal Besar Abdul Fattah al-Sisi, Mesir melihat Hamas sebagai ancaman besar karena memiliki keterkaitan dengan Ikhwanul Muslimin (IM).
Karenanya, lanjut Mahfuz, Mesir memblokir gerbang perbatasan dengan Palestina di Rafah. Bahkan negeri piramida itu pernah memulangkan pesawat Tunisia yang membawa bantuan obat-obatan untuk misi kemanusiaan di Gaza.
"Hancurnya kekuatan Hamas di Gaza akan melemahkan gerakan perlawanan politik Ikhwanul Muslimin di Mesir. Sulit berharap pada pemerintah Mesir akan membuka gerbang perbatasan di Rafah sebagai akses ke Gaza, karena khawatir jadi akses suplai persenjataan ke Hamas,” ucapnya.
Begitu juga dengan Suriah. Selain sibuk menghadapi konflik domestik, kata Mahfuz, Suriah di bawah kekuasaan Bashar al-Assad yang Syiah melihat muslim Sunni di negeri itu lebih dekat dengan Palestina. Hal sama terjadi dengan Iran dan Libanon. Memanasnya isu Sunni-Syiah yang dipicu konflik Suriah dan Irak sangat mempengaruhi sikap terhadap Gaza.
"Hizbullah di Libanon pernah melakukan serangan roket ke Tel Aviv. Seiring memanasnya isu Sunni-Syiah, sulit bagi Hizbullah bereaksi keras soal Gaza. Iran bahkan bersitegang dengan Turki dalam isu Suriah. Ketika Turki bereaksi keras terhadap Israel, maka Iran akan jaga jarak dalam isu Gaza," ujarnya.
Bagaimana dengan Yordania dan Arab Saudi? Mahfuz menilai problem ekonomi jadi kendala Yordania dalam menyikapi isu Gaza. Adapun Arab Saudi sendiri, ujarnya, khawatir menguatnya Ikwanul Muslimin bila mendukung perjuangan Hamas.