Polri Prioritas Antisipasi Ancaman Terorisme di Asian Games
jpnn.com, JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan terorisme menjadi tindak pidana kejahatan utama yang diantisipasi Polri dalam perhelatan Asian Games di Jakarta dan Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), pada Agustus 2018 nanti.
Apalagi, Asian Games nanti akan diikuti sekitar 45 negara dan puluhan ribu orang akan datang baik sebagai atlet, official, maupun supporter. “Antisipasi ancaman utama pada Asian Games adalah terorisme,” tegas Tito saat rapat kerja dengan Komisi III DPR di gedung parlemen, Jakarta, Kamis (19/7).
Selain terorisme, ancaman lain adalah masalah kejahatan jalanan dan kemacetan lalu lintas. Khusus terorisme, Tito menjelaskan, Polri melakukan operasi secara paralel melanjutkan penindakan pascaaksi bom Surabaya, Jawa Timur (Jatim).
Sejauh ini, ujar Tito, sudah 204 tersangka teroris yang ditangkap. Sebanyak 20 tersangka meninggal dunia karena melawan.
Dia mengatakan, operasi ini akan terus dilakukan dengan melibatkan unsur Mabes Polri yang dipimpin dari Densus 88 Antiteror. Operasi juga melibatkan semua Satuan Tugas (Satgas) Antiteror yang dibentuk oleh Kepolisian Daerah (Polda) di bawah arahan Densus 88 Antiteror Mabes Polri.
Lebih lanjut Tito mengapresiasi pengesahan Undang-undang (UU) nomor 5 tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. “Terima kasih karena berikan manuver, ruang lebih luas kepada Polri melakukan langkah-langkah preventif strike untuk mencegah,” katanya.
Dia mengatakan, selain melanjutkan operasi terorisme, Polri juga telah mengerahkan Polda yang wilayahnya terdapat venue Asian Games, seperti Polda Sumatera Selatan (Sumsel), Polda Metro Jaya, Polda Jawa Barat (Jabar) dan Polda Banten.
“Ini empat Polda yang sudah memiliki konsep operasi yang melibatkan stakeholder lain termasuk TNI dan pemerintah setempat,” ujar Tito.