Pondok Pesantren Khusus Anak TKI di Pulau Sebatik
Paling Sulit Ajari Lagu Indonesia RayaKamis, 07 Oktober 2010 – 12:21 WIB
Suniman menerangkan, Konsulat Jenderal RI di Sabah sangat sulit menemukan dan memproses kepulangan anak-anak TKI di sana. Sebab, anak-anak itu lebih banyak bersembunyi di kantong-kantong TKI yang berada di hutan-hutan, mengikuti pekerjaan orang tuanya di perkebunan. "Mereka juga tidak berani menampakkan diri karena takut ditangkap polisi dan diusir karena ilegal," jelasnya.
Namun, bukan berarti tidak ada usaha pemerintah Indonesia untuk menjaring anak-anak TKI di Sabah agar mau masuk pesantren. Sebab, Selasa (19/10) mendatang, konsulat akan mengirim sekitar 40 anak TKI ke Ponpes Mutiara Bangsa untuk menjadi santri baru.
Suniman mengaku susah-susah gampang mengurus anak-anak TKI. Salah satu yang sulit adalah mengajarkan hal-hal yang berbau Indonesia kepada mereka. Misalnya, para ustad di ponpes memerlukan waktu berhari-hari untuk mengajarkan lagu Indonesia Raya. "Mereka sangat kesulitan melafalkan lagu itu. Yang mereka hafal justru lagu kebangsaan Malaysia," ucapnya lantas tertawa.