Ponpes Izzatuna Buka Suara soal Dugaan Pemukulan Sesama Santri
jpnn.com, PALEMBANG - Pihak Pondok Pesantren (Ponpes) Izzatuna akhirnya buka suara terkait dugaan pemukulan yang dilakukan siswa kelas 12 berinisial NA (17) terhadap siswa kelas 7 berinisial FT (12).
Ketua Yayasan Izzatuna Palembang Muhammad Kosasi mengungkapkan, bahwa pada tanggal 25 September 2022 lalu, Wali asrama mendapat informasi dari salah satu Wali santriwan yang melaporkan adanya keributan di salah satu kamar asrama tersebut.
"Untuk mengetahui kebenaran laporan itu, Wali asrama memanggil dan bertanya kepada siswa, termasuk NA terkait laporan tersebut," ungkap Kosasi, Selasa (25/10).
Dikatakan Kosasi, berdasarkan dari pengakuan NA, dia membantah telah memukul FT akan tetapi hanya sebatas mencengkram kerah baju FT saja dan peristiwa itu terjadi pada Minggu 7 Agustus 2022 lalu.
"Wali asrama bersama pengasuh sudah melakukan musyawarah dan memberikan teguran lisan kepada siswa NA dan memindahkan kamar yang bersangkutan ketempat lain agar tidak terjadi kembali keributan," kata Kosasi.
Kemudian, pada tanggal 18 Oktober 2022 siswa FT pamit pulang dijemput orang tuanya dengan alasan sakit perut. Setelah itu, orang tua FT menghubungi Wali asrama Ustadz Mardiun dan menanyakan perihal mengapa anaknya sakit perut dan muntah saat makan.
"Dari pengakuan FT diduga telah terjadi keributan di dalam kamar. Lalu dijelaskan oleh Wali asrama bahwa tidak ada kejadian apapun saat FT minta izin pamit pulang. Akan tetapi ada pertengkaran pada 7 Agustus 2022 lalu dan itu sudah diselesaikan oleh pihak pondok," terang Kosasi.
Lanjut dikatakan Kosasi, pada Kamis 20 Oktober 2022 pihak Izzatuna mengajak Wali murid dan siswa NA membesuk FT karena dikabarkan FT di rawat dirumah sakit dan bertemu dengan ibu FT.