Ponpes Kaltim Tampung Anak-Anak TKI di Tawau
Beri Pendidikan hingga Ijazah SekolahKamis, 07 Oktober 2010 – 14:56 WIB
Sebelum pesantren ini berdiri, anak-anak itu bersekolah di sekolah umum. Menurut Suniman, mayoritas santri anak TKI secara sadar datang ke Sebatik karena ingin bersekolah dengan layak. Itu karena di Tawau anak-anak TKI yang orangtuanya tidak memiliki identity card (IC) tidak bisa mendapat pendidikan layak. Misalnya tidak bisa mendapatkan ijazah. ”Makanya mereka datang ke sini. Kan mereka juga punya keluarga di sini,” imbuhnya.
Suniman lalu menceritakan ada santrinya yang bernama Sumarni yang hampir sembilan tahun bersekolah di Tawau. Tapi karena orang tuanya tidak memiliki IC, dia tak kunjung mendapatkan ijazah. Nah, setelah datang ke Sebatik, Suniman mengusahakan agar santrinya tersebut mendapatkan ijazah. Dengan perjuangan akhirnya Sumarni berhasil mendapat ijazah Iptidaiyah setingkat SD. Jadi dia pun tidak perlu mengulang untuk menempuh pendidikan SD di Sebatik, melainkan langsung menjalani pendidikan SMP.
Menurut Suniman, jumlah 40 santri adalah jumlah yang sangat sedikit jika dibanding dengan anak TKI telantar di negara bagian Sabah. ”Data konsulat yang pernah kami dapat, diperkirakan ada sekitar 40 ribu anak TKI berusia wajib sekolah di (negara bagian) Sabah. Tapi hampir sebagian besar tidak dapat pendidikan layak,” ucapnya lalu menghela napas.