Ponpes Kaltim Tampung Anak-Anak TKI di Tawau
Beri Pendidikan hingga Ijazah SekolahKamis, 07 Oktober 2010 – 14:56 WIB
Jumlah yang sangat banyak itu sesuai dengan jumlah TKI yang mengadu nasib di negara bagian Sabah. Apalagi sudah menjadi rahasia umum bahwa jumlah TKI yang illegal sangat banyak. Dia menerangkan, konsulat sangat sulit menemukan dan memproses kepulangan anak-anak TKI. Sebab, anak-anak itu lebih banyak bersembunyi di kantong-kantong TKI yang banyak berada di hutan karena pekerjaan orangtuanya di perkebunan.
Kata Suniman, terlalu beresiko jika anak-anak itu berkeliaran untuk mendapatkan sekolah apalagi pergi ke konsulat untuk melaporkan diri. Sebab, jika tidak memiliki izin tinggal dan orangtua mereka ilegal, maka anak-anak itu bisa tertangkap.
”Makanya konsulat kesulitan mengumpulkan mereka,” ucapnya. Namun bukan berarti tidak ada usaha pemerintah Indonesia untuk menjaring anak-anak TKI. Buktinya Selasa (19/10) mendatang, konsulat akan mengirim sekitar 40 anak ke Pesantren Mutiara Bangsa untuk menjadi santri barunya. Itu adalah hasil dari upaya pencarian anak-anak telantar yang telah dibantu oleh beberapa pihak.
Suniman mengaku susah-susah gampang mengurus anak-anak TKI. Salah satu yang sangat sulit adalah mengajarkan ke-Indonesiaan kepada mereka. Misalnya butuh waktu berhari-hari mengajarkan lagu Indonesia Raya. ”Mereka sangat kesulitan. Tapi kalau nyanyi Negaraku (lagu kebangsaan Malaysia) sangat lancar,” ucapnya lantas tertawa.