PONTIANAK : Akibat Remehkan Mapel BI
Rabu, 28 April 2010 – 14:42 WIB
Menurutnya, karena mengganggap remeh pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Pelajaran ini dipandang sebelah mata. Siswa cenderung memprioritaskan mata pelajaran lain.
“Di sekolah atau di luar sekolah malah yang sering dileskan pelajaran lain. Mestinya bahasa Indonesia juga diberikan pelatihan yang maksimal. Bahasa Indonesia harus jadi mata pelajaran yang penting,” jelasnya.
Lanjutnya, pusat bimbingan jarang ditemui mata pelajaran bahasa. Padahal banyak hal yang bisa dipelajari dari mempelajari bahasa. Seperti bagaimana membaca cepat, mempelajari ejaan yang disempurnakan, dan belajar menumbuhkan minat baca. “Minat baca anak sudah mulai berkurang. Bisa jadi karena jarangnya belajar wacana, siswa menjadi malas untuk membaca. Karena itu soal unas bahasa Indonesia yang banyak wacananya menjadi faktor kegagalan,” urainya.