Posisi Wagub Masih Kosong, DPRD DKI Sudah Lupa Daratan
“Itu artinya, sudah tak menjalankan tugas dengan baik sebagai wakil rakyat, lalu dengan enteng bilang itu tugas DPRD 2019-24. Kita bilang apa kepada yang begitu?” kata Rezza.
Panglima Laskar Krukut Luhur (Laskaru) itu menilai ada pembiaran terstruktur yang tak jelas apa tujuannya untuk membuat kursi wagub kosong selama mungkin.
Padahal, kata dia, jelas-jelas itu berdampak pada menurunnya kinerja pelayanan publik yang dirasakan warga Jakarta.
“Pak Sandiaga sudah meninggalkan beberapa program kerja yang bagus. Program itu wajar belum juga bisa berjalan karena wagubnya belum ada,” kata dia.
Bagi Rezza, membiarkan pelayanan publik tidak berfungsi optimal karena Gubernur tak punya wakil untuk berbagi tugas, pengabdian dan tanggung jawab, sebenarnya merupakan kezaliman yang dilakukan DPRD.
“Ya, mudah-mudahan saja mereka segera sadar,” kata dia.
Sebenarnya, menurut Rezza, yang paling dia takutkan bukanlah potensi perpecahan di antara dua parpol pengusung calon terpilih Pilkada DKI Jakarta 2017, yakni Gerindra dan PKS, karena persoalan ini.
Hal yang menurutnya paling layak dikuatirkan justru adalah timbulnya ketidakpercayaan dari masyarakat Jakarta kepada partai-partai politik yang dianggap sengaja lalai menjalankan tugas mereka.(flo/jpnn)