Prabowo Belum Bisa Disebut Representasi Tokoh Islam di Pilpres 2019
jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Serikat Kerakyatan Indonesia (Sakti) Girindra Sandino membenarkan, kesan yang muncul belakangan ini Prabowo Subianto dekat dengan umat Islam. Bahkan sejumlah basis umat Islam kemungkinan banyak yang akan berpihak ke Ketua Umum DPP Partai Gerindra tersebut, jika nantinya maju sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
"Tapi saya tetap meyakini tidak semua orang Islam nantinya memilih Prabowo dan pasangannya," ujar Girindra kepada JPNN, Rabu (26/7).
Menurut Girindra, alasan tidak semua orang Islam memilih Prabowo dengan beberapa fakta. Antara lain, Prabowo belum bisa disebut representasi tokoh Islam meski dekat dengan umat muslim. Mantan Danjen Kopassus tersebut lebih tepat disebut tokoh nasionalis. Apalagi lahir dan besar dari keluarga yang benar-benar plural.
Selain itu, tokoh yang kemungkinan nantinya bersaing ketat dengan Prabowo, yaitu Presiden Joko Widodo, juga beragama Islam. Dengan demikian suara umat Islam tidak bisa diklaim seluruhnya akan diarahkan ke Prabowo.
"Saya kira selain Prabowo masih banyak tokoh muslim lain yang layak menjadi pemimpin bangsa Indonesia," ucapnya.
Girindra meyakini, pilihan penduduk Indonesia yang mayoritas muslim nantinya akan sangat ditentukan kemampuan pasangan calon dalam mengemas kampanye untuk merebut simpati masyarakat yang kemungkinan terbagi dalam lima segmen pemilih.
"Pilpres nanti saya kira akan ada lima segmen pemilih. Yaitu, pemilih pemula, pemilih rasional, pemilih emosional, pemilih sosial dan pemilih situasional," katanya.
Pemilih rasional kata Girindra, biasanya fokus pada isu dan kebijakan kontestan dalam menentukan pilihan politik. Sementara pemilih emosional biasanya dipengaruhi perasaan tertentu. Seperti kesedihan, kemarahan, kegembiraan dan kekhawatiran.