Prabowo Dinilai akan Merugi jika Tak Segera Umumkan Cawapres
Adi melihat ada pengaruh besar jika Golkar keluar dari koalisi. Sebab, beringin adalah partai pemenang pemilu ke-3 di 2019 silam, sehingga tidak bisa dianggap remeh.
"Ditambah lagi mesin politik dan pengalaman tempur Partai Golkar yang cukup luar biasa. Ya saya pikir Prabowo bisa belajar dari pengalaman hengkangnya Cak Imin dan PKB," ungkap Adi.
Pengamat politik Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) Husaini Dani menilai Airlangga punya kualifikasi cawapres yang dibutuhkan oleh Prabowo.
Dani menuturkan saat ini pemilih muda sangat rasional, tidak simbolik, menilai bukan hanya berdasarkan popularitas atau usia muda semata. Pemilih muda melihat kematangan dan kapasitas khususnya di bidang pemerintahan dan sosial ekonomi.
"Airlangga memenuhi variabel tersebut, karena berhasil mengawal perekonomian RI, ditambah ia juga adalah ketum parpol besar yang banyak dipilih anak muda,” katanya.
Dani menegaskan bahwa keutamaan Airlangga bahkan relatif lebih kuat ketimbang sosok Erick Thohir atau Gibran Rakabuming yang juga disebut-sebut sebagai kandidat bakal cawapres Prabowo. Hanya saja sosok Airlangga lebih low profile dan dinilai fokus sebagai Menko Perekonomian.
Karena itu, nantinya keputusan ada juga pada Airlangga, apakah tetap di Koalisi Indonesia Maju sekalipun misalnya tidak dipilih sebagai cawapres. Tetapi jika dipilih, keputusan yang tepat.
"Namun jika tidak, harus dapat ambil momentum, bertahan atau bergabung dengan kekuatan lain jika tawarannya jelas, misal sebagai cawapres Ganjar, atau bahkan buat poros sendiri. Namanya risiko atau opportunity selalu ada, tapi tidak ada yang tidak mungkin dalam politik,” tegas Dani.
Sejauh ini selain Prabowo Subianto yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju, kandidat capres lainnya yang belum memutuskan pasangan cawapresnya adalah Ganjar Pranowo yang diusung oleh koalisi PDIP, PPP, Partai Hanura dan Partai Perindo.(mcr10/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini: