Prambanan Diserbu Ribuan Wisatawan
Hal tersebut diungkapkan Edwin Ismedi Himna selaku Ketua Association the Indonesian Tour and Travel Agencies (Asita) DIJ, kemarin (26/12).
“Dibanding tahun lalu ada lonjakan sekitar 50 persen. Dan mayoritas didominasi wisatawan domestik,” kata Edwin.
Melonjaknya wisatawan domestik di Jogjakarta, menurut Edwin, banyak dipengaruhi oleh kenaikan nilai tukar dolar terhadap rupiah yang terjadi menjelang tutup tahun. Sehingga, para wisatawan mengalihkan kunjungan wisata ke dalam negeri ketimbang berwisata ke luar negeri.
“Sebelum dolar naik, wisatawan terpecah antara yang berlibur ke luar negeri dan yang berlibur ke dalam negeri. Namun karena sekarang ada kenaikan dollar, maka lebih banyak yang memi-lih perjalanan domestik,” jelas-nya.
Menurut Edwin, Jogjakarta masih menjadi magnet bagi para wisatawan untuk datang berlibur. Libur panjang Hari Natal hingga Tahun Baru 2015 yang disertai libur bersama sektor pemerintahan, menjadi pendorong masyarakat untuk menghabiskan liburan di Jogjakarta.
Edwin menerangkan, sejumlah hotel di Jogjakarta hampir dipenuhi para wisatawan. Ini terlihat dari okupansi hotel-hotel di Jogjakarta yang hampir 100 persen. Pertumbuhan hotel yang cukup pesat di Jogjakarta pun dinilai belum mampu mengakomodasi wisatawan di akhir tahun.
”Saat liburan akhir tahun ini bisa dibilang wisatawan mulai kesusahan mendapatkan hotel,” jelasnya.
Dia menyebutkan hotel-hotel di ring satu tahun ini menda-patkan berkah dari banjirnya wisatawan yang datang ke Jogjakarta. Karena hotel-hotel di ring satu tersebut okupansi dipastikan mencapai 100 persen.