Pram…Datuk Punk!
Boleh ketua ceritakan kenapa Pram dianugerahi gelar itu?
"Karena Pram adalah Pram. Beliau memiliki kedaulatan atas pikirannya dan konsisten atas suara hatinya. Maka ia kita sematkan sebagai datuk kami, Datuk Punk," tandasnya.
Bagi Marjinal, sastrawan yang pernah mendekam dalam penjara Orde Baru tanpa pernah diadili itu seperti, "sang pencerah bagi generasi muda negeri ini yang selama ini dijejelin pandangan-pandangan Barat dan Timur Tengah."
Pandangan-pandangan dari luar itu, sambung dia, menumbuhkan mental menghamba kepada mereka (Barat dan Timur Tengah--red).
Dan lalu, jadi tak percaya diri sebagai anak negeri, anak bangsa atau pun pelaku hidup sebagai manusia. "Hingga kami jadi generasi yang tak memiliki keyakinan untuk melihat maupun menantang masa depan."
Di sela wawancara, sambil menulis naskah ini, saya menyetel lagu Marjinal yang berjudul Negeri Ngeri.
…lihatlah negeri kita/yang subur dan kaya raya/sawah ladang terhampar luas/samudera biru/tapi rataplah negeri kita/yang tinggal hanyalah cerita/cerita dan cerita terus cerita/cerita terus
pengangguran merebak luas/kemiskinan merajalela/pedagang kaki lima tergusur teraniaya/bocah-bocah kecil merintih/melangsungkan mimpi di jalanan/buruh kerap dihadapi penderitaan