Pramono Sebut Kantor PDIP Dahulu Masih Dipandang Sebelah Mata, Kini...
jpnn.com, JAKARTA - Eks Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Pramono Anung menilai Kantor DPD PDI Perjuangan Yogyakarta kini telah disulap menjadi megah, tetapi mengandung artistik kebudayaan dan kesenian.
Menteri Sekretaris Kabinet itu mengingat bagaimana kantor lama yang kecil, membuat partainya itu selalu dipandang sebelah mata.
Hal itu disampaikannya di sela-sela pembukaan pameran seni rupa 'Akara' yang dilaksanakan DPP PDI Perjuangan dalam rangka peringatan 'Bulan Bung Karno' di Yogyakarta, Sabtu (5/6).
"Hari ini, terus terang saya salut atas capaian teman-teman di DPD dan support Pak Sekjen Hasto Kristiyanto bahwa DI Yogyakarta punya kantor bagus, tetapi tetap menjadi rumah rakyat. Tak boleh berubah," kata dia.
Dalam acara itu, Pram mewakili Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk hadir.
Meski demikian, Megawati menyampaikan pidatonya secara daring dari Jakarta.
Saat pengguntingan pita, pria asal Kediri itu ditemani Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono. Ikut juga Wakil Gubernur DI Yogyakarta Sri Paku Alam X.
"Semoga pameran ini selalu menginspirasi semua. Sebab ini khas, tak banyak dilakukan parpol lainnya. Namun, PDI Perjuangan selalu berada di depan untuk urusan seni, budaya, dan olahraga," kata Pramono.
Dia juga memuji Gubernur Sultan Hamengkubuwono X karena menginisiasi lagu Indonesia Raya dikumandangkan saat jam kerja dan di mana pun di sudut kota tersebut.
Bahkan, hal itu menginspirasi Ketua Umum Megawati dan Sekjen Hasto Kristiyanto untuk memerintahkan hal sama dilakukan oleh kader PDIP yang duduk sebagai kepala daerah.
Selain itu, Pram juga menceritakan pengalamannya bersepeda sepanjang 101 kilometer dengan Hasto.
Sepanjang jalan, Pram melihat partainya berkibar hampir di setiap tempat.
"Ini menandakan PDI Perjuangan adalah rumah rakyat, rumah kaum nasionalis, rumah kita semua," pungkas dia.
Sementara itu, Wakil Gubernur Yogyakarta, Sri Paku Alam X hadir mewakili Gubernur Sri Sultan Hamengkubowono X mengatakan, pihaknya mendukung langkah PDIP yang mengemas peradaban melalui karya seni.
Hal itu merupakan pendekatan kultural ideal yang mengembangkan rasa kebangsaan.
"Bung Karno pernah menyatakan bahwa, 'Aku bersyukur karena dilahirkan dengan perasaan halus dan rasa seni.' Bagi beliau, karya seni bukan sekadar hiburan semata, tetapi merupakan bagian perjuangan dan esensial dari nation building," kata Sri Paku Alam X.
Dia juga berterima kasih kepada PDIP karena memilih Yogyakarta sebagai lokasi pameran seni rupa ini.
Menurut dia, kreativitas masyarakat Yogyakarta terpancar dari karya seni dan budayanya.
"Selamat melaksanakan pameran," jelas Sri Paku Alam IX.
Acara itu berlangsung di kantor PDIP Yogyakarta, di mana 78 lukisan dari 78 seniman dipamerkan.
Para seniman berasal dari Yogyakarta, Malang, Sorong, Bandung, Bali, Wonosobo, Solo, dan daerah lainnya.