Presiden: Defisit APBN Tahun Depan Tetap di Bawah 3 Persen
"Kenapa bisa kita jaga seperti ini? Karena menurut saya, antara otoritas pemegang fiskal APBN, yaitu Bu Menteri Keuangan dengan bank sentral yaitu Bank Indonesia berjalannya beriringan, rukun, sinkron," kata Presiden.
Presiden Jokowi lalu menyebut bila dibandingkan dengan negara yang lain yang otoritas moneter dan fiskalnya tidak sinkron, maka berujung pada inflasi.
Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral dinilai sangat berhati-hati dan menyesuaikan situasi tetapi juga konsisten kepada pelaku-pelaku industri.
"Yang paling penting adalah bisa menjaga stabilitas. Negara kita Indonesia kalau saya lihat pemulihan ekonominya relatif masih kuat," ungkap Presiden.
Presiden Jokowi mengatakan realisasi pendapatan negara pada 2022 adalah Rp 1.764 triliun atau tumbuh 49 persen dibanding 2021.
Pajak sampai sekarang mencapai Rp 1.171 triliun. Tumbuh 58 persen, artinya pembayar pajak masih ada dan justru tumbuh 58 persen.
Penerimaan bea dan cukai mencapai Rp 206 triliun atau tumbuh 30,5 persen. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp 386 triliun atau tumbuh 38,9 persen. (antara/jpnn)