Presiden (Perem)Puan
Oleh: Dhimam Abror DjuraidMega menghadapi pilihan yang dilematis. Ia menghadapi fait accompli dan akhirnya menyerah.
Mega menjadi korban ‘’creeping coup’’ atau kudeta senyap yang dilakukan Jokowi.
Sekarang 10 tahun berlalu. Tentu masih segar dalam ingatan Mega betapa sakitnya menjadi korban creeping coup ketika itu.
Ketika Mega maju dalam Pilpres 2004, ia menginginkan SBY sebagai calon wakilnya.
SBY yang ketika itu menjadi menteri koordinator politik dan hukum di kabinet Megawati menolak ajakan Mega, dengan alasan ingin fokus pada tugasnya sebagai menteri.
Akan tetapi, diam-diam, dari balik punggung Mega, SBY membangun kekuatan, melakukan machtsvorming, penggalangan kekuatan untuk mengudeta Mega.
SBY mendirikan Partai Demokrat untuk menjadi kendaraan politik maju sebagai calon presiden.
Mega kaget dan geram oleh manuver SBY ini.