Presiden Sipil yang Pede, Paspampres Serem yang Gaul
Pagi ini, Presiden Republic of China (ROC) Ma Ying-jeou bakal dilantik untuk ronde kedua menjadi orang nomor wahid di Taiwan. Lezimnya, menjelang peresmian presiden yang bakal memimpin empat tahun ke depan, selalu disambut meriah, heboh, ucapan bernada simpati, gambar-gambar dukungan, paling tidak itu terjadi di ibu kotanya. Tetapi, suasana riuh perayaan menjelang inauguration itu sama sekali tidak saya rasakan di Taipei, sejak kemarin.
Tidak ada baliho besar, yang memampang gambar-gambar pasangan atau video multimedia Ma Ying-jeou dan Wu Den-yih di sudut-sudut kota, tepi lapangan, perempatan, dan berbagai lokasi strategis lain. Tidak ada ucapan selamat di media cetak, media elektronika, televisi maupun dotcom. Suasana politik, menjelang peristiwa bersejarah itu tidak terasa gregetnya sama sekali. Dingin-dingin saja, seolah tidak terjadi apa-apa.
Bahkan, Partai Kuomintang (KMT) yang mengusung incumbent Ma Ying-jeou juga tidak show off. Tidak larut dalam celebration. Tidak seperti parpol pengusung presiden terpilih di Indonesia, kalau bos-nya sedang ada kegiatan politik, semua jalur yang dilewati, kiri-kanan sudah berjajar bendera parpol? Taipei, sejak kemarin, bersih dari aneka atribut itu, kecuali bendera Republik of China (Taiwan) warga merah dan kombinasi biru di sudut kiri atas, dan logo matahari berwarna putih di atas biru. Tidak ada atribut lain. Itu saja.
:TERKAIT Aktivias publik, nyaris tidak ada yang bergeser. Yang pekerja, ya tetap bekerja, seperti hari-hari biasa. Yang liburan Sabtu juga bersantai di tempat-tempat umum, Yang hobi olahraga, ya tetap memanfaatkan fasilitas ruang terbuka di tepian Sungai Tamsuei, maupun di taman-taman kota yang hijau. Yang demo, yang protes, dan tidak sepaham dengan Presiden Ma Ying-jeou? Ya tetap demo, melontarkan kritik pedas terhadap beberapa kebijakan pemerintah dengan cara yang tertib.