Prestasi Jakarta di PON Aceh-Sumut Jadi Momentum Kebangkitan Industri Olahraga Berkuda Nasional
jpnn.com, MEDAN - Kesuksesan Daerah Khusus Jakarta (DKJ) menjadi juara umum cabang olahraga berkuda dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh - Sumatera Utara 2024 akan menjadi momentum penting bagi perkembangan industri olahraga berkuda nasional.
Animo masyarakat Indonesia yang sangat besar terhadap event berkuda diyakini bakal menjadi magnet bagi perkembangan industri olahraga ini ke depannya.
Aryo Djojohadikusumo mengaku bersyukur kontingen Jakarta mampu menjadi juara umum cabang pacuan kuda dan equestrian dalam multievent bergengsi empat tahunan tersebut.
“Ini adalah yang pertama kali kontingen Pordasi DKJ menjadi juara cabang olahraga berkuda dalam PON,” kata Aryo dalam acara makan siang bersama PJ Gubernur Sumatra Utara Agus Fatoni setelah selesai menyaksikan langsung kontingen Equestrian DKJ bertanding di Medan.
Kontingen Jakarta berhasil mengungguli lawan-lawan kuat dari beberapa provinsi lain. Pencapaian ini monoreh sejarah propinsi Jakarta pertama yang mampu menyabet predikat juara umum cabang olahraga berkuda sejak olahraga tersebut resmi masuk PON.
Target menjadi juara umum itu sendiri disampaikan Aryo sesaat setelah terpilih sebagai Ketua Pordasi Jakarta periode 2024-2028 pada Jumat, 12 Januari 2024 lalu.
“Dalam berbagai keterbatasan, saya menyampaikan terima kasih atas dukungan penuh yang telah diberikan oleh KONI Jakarta kepada kami, sehingga atlet dan kuda perwakilan mendapatkan akomodasi, perjalanan, makanan, psikolog, dan dokter yang menunjang performa,” terang Aryo. Ia juga mengapresiasi kerja keras yang telah dilakukan oleh atlet dan seluruh official team kontingen Jakarta untuk meraih berbagai prestasi tersebut di tengah berbagai keterbatasan yang ada.
Aryo menjelaskan, Pordasi Jakarta sejatinya menghadapi tantangan yang cukup besar dalam proses persiapan PON XXI 2024 baik dari sisi atlet maupun infrastruktur. Dari sisi atlet, misalnya, para atlet terbaik yang selama ini berolahraga berkuda di Jakarta sebagian justru ber-KTP di luar Jakarta yang membuat jumlah kontingen yang bisa mewakili provinsi ini berkurang.