Primitive Monkey Noose Mempersembahkan Waja Sampai Kaputing
Lewat lagu tersebut, Primitive Monkey Noose terus membawa isu lokalitas yang sudah disuarakan sejak mini album pertama yaitu Anthem of South Borneo pada 2022 lalu.
Gaya bertutur Primitive Monkey Noose masih menggunakan lirik yang terkesan sederhana.
Lirik berbicara soal rasa cinta terhadap tempat tinggal di pesisir tenggara Kalimantan, keresahan sosial, seni bertahan hidup, dan banyak hal lain soal kehidupan.
Dalam album Waja Sampai Kaputing, Primitive Monkey Noose masih menyajikan musik keras bertempo cepat, bertenaga, dan lirik yang lugas sekaligus sarkas, tetapi tetap menyenangkan untuk didengarkan.
Primitive Monkey Noose memadukan folk, punk, hard rock, progressive metal, hingga hardcore dengan apik. (ded/jpnn)