Priyo Paling Aspiratif, Marzuki Alie Paling Dikenali
jpnn.com - JAKARTA - Publik masih memandang sinis dengan kiprah DPR RI periode 2009-2014. Bukan hanya karena banyaknya berita-berita negatif yang membuat citra DPR terpuruk, tetapi juga karena kinerjanya yang dianggap jauh dari memuaskan.
Berdasarkan riset Institut Survei Indonesia (INSIS) terhadap 1070 responden di 34 provinsi di Indonesia selama 17 Agustus hingga 20 September 2013 lalu, mayoritas responden (60,9 persen) menganggap kinerja DPR tidak baik. Sedangkan 16,1 persen lainnya menganggap DPR semakin tidak baik. Hanya 20,5 persen saja yang menganggap DPR sudah baik.
Di samping itu, mayoritas publik juga menganggap kapasitas maupun perilaku anggota DPR tidak memuaskan. Baik kinerja di bidang penyerapan aspirasi, pengawasan, legislasi dan pemberantasan korupsi, DPR belum mampu memuaskan keinginan mayoritas publik.
Meski demikian, DPR tak perlu berkecil hati karena masih ada wakil rakyat yang mendapat citra positif di mata publik. Sebut saja Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso yang dianggap sebagai wakil rakyat paling aspiratif. Priyo berada di puncak daftar anggota DPR paling aspiratif atas pilihan 6,91 persen responden.
Di bawah Priyo ada nama Rieke Diah Pitaloka (6,16), Taufik Kurniawan (4,67 persen), Budiman Sudjatmiko (3,82 persen) dan Mahfuz Sidik (3,45 persen).
Lantas apa sebab Priyo bisa dipilih mayoritas responden? Menurut peneliti INSIS, Mochtar W Oetomo, publik mencatat bahwa Priyo seringkali memberi komentar positif bagi publik.
"Priyo juga sering menemui massa yang melakukan aksi demo besar di DPR. Misalnya saat demo kepala desa beberapa waktu lalu, demo buruh, demo guru bantu, dan lainnya," kata Mochtar saat memaparkan hasil survei INSIS di Jakarta, Minggu (29/9).
Meski Priyo pernah jadi bulan-bulanan media karena dianggap membantu proses permohonan remisi para napi korupsi, publik justru tak terlalu mempersoalkannya. "Penjelasan Priyo bahwa dia sekadar menyampaikan aspirasi dan tidak berkepentingan apapun seperti dikutip oleh media massa, ternyata dipahami masyarakat," lanjut Mochtar.