Pro-Assad Serbu dan Serang Kedubes AS-Prancis
Washington Tak Akui Legitimasi Rezim Syria, Paris Minta DK PBB Jatuhkan SanksiRabu, 13 Juli 2011 – 23:29 WIB
Menurut dia, serangan atas Kedubes Prancis dan AS itu sama sekali tidak bisa ditoleransi. Fillon menyebut aksi tersebut sebagai tindakan yang sangat brutal. Terkait hal tersebut, Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis Alain Juppe menuntut rezim Assad meningkatkan pengamanan terhadap kantor perwakilan asing di negerinya. "Pemerintah Syria harus bisa menjamin keselamatan para diplomat asing," tegas Fillon dari Paris.
Tapi, massa pendukung Assad tak menggubris keberatan Prancis. Mereka menilai, Prancis sudah mencampuri urusan dalam negeri Syria karena berani mengirimkan Chevalier ke kantong oposisi di Hama. "Saat ini, saya berada di sini untuk mencari tahu apa sebenarnya tujuan dubes Prancis ke Hama? Apakah dia ke sana menemui gangster bersenjata?" tanya Thuraya Arafat, salah seorang pengunjuk rasa saat beraksi di depan Kedubes Prancis.
Kamis lalu (7/7), penduduk Hama yang masih bertahan menyambut meriah kunjungan Ford dan Chevalier. Mobil yang mengangkut Ford malah dihiasi dengan aneka bunga dan ranting zaitun. "Akhiri rezim (Assad)!" seru warga yang menyambut Ford. Departemen Luar Negeri (Deplu) AS menyebut kunjungan tersebut sebagai wujud dukungan terhadap unjuk rasa damai di Syria.