Produk Indonesia Makin Berjaya di Pasar Tiongkok, tetapi Masih Kalah dari Malaysia
jpnn.com, BEIJING - Peringkat Indonesia sebagai negara ASEAN pengekspor berbagai komoditas ke Tiongkok merangkak naik dari posisi kelima pada 2019 menjadi keempat pada 2020.
Kenaikan tersebut didongkrak oleh nilai ekspor 2020 yang mencapai USD 37,4 miliar (Rp 527 triliun), atau tumbuh 10,1 persen dibandingkan 2019.
"Kita masih harus berjuang dan bekerja keras lagi untuk terus meningkatkan ekspor produk bernilai tambah ke Tiongkok agar prestasi dan kinerja tahun 2021 bisa kita tingkatkan," kata Duta Besar RI untuk Tiongkok Djauhari Oratmangun kepada ANTARA di Beijing, Kamis (28/1).
Pada tahun 2020, peringkat ekspor Indonesia masih berada di bawah Vietnam (USD 69,5 miliar), Malaysia (USD 66,7 miliar), dan Thailand (USD 43,5 miliar).
Mengutip data Kementerian Kepabeanan Tiongkok (GACC), Dubes menyebutkan total nilai perdagangan kedua negara sepanjang 2020 telah mencapai angka USD 78,5 miliar, dengan nilai impor Indonesia dari Tiongkok sekitar USD 41 miliar atau turun 10,1 persen dibandingkan 2019.
Dengan begitu, maka Indonesia bisa mempersempit defisit neraca perdagangan Indonesia dengan Tiongkok hingga 68,9 persen.
Pada tahun 2019, Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan Tiongkok sebesar USD 11,7 miliar. Namun pada tahun 2020 hanya tersisa USD 3,6 miliar.
Beberapa produk unggulan yang mengalami peningkatan nilai ekspor secara signifikan, di antaranya besi/baja, sarang burung walet, kertas/produk kertas, kopi, teh, mete, dan rempah-rempah.