Produk Unggulan CSA Hadir di Penas Petani Nelayan
Saat ini, dunia akan dihadapkan pada ancaman krisis pangan global, di mana 30 persen produktivitas pertanian diprediksi akan terus menurun.
"Kita harus siap mengantisipasi perubahan iklim dan ancaman krisis pangan global," katanya.
“Acara Penas nanti ini harus menjadi puncak komunikasi emosional kita, bukan hanya konsepsi atau idealisme saja, besok ada El Nino, besok ada warning terhadap krisis pangan dunia, karena cuaca ekstrem, serangan hama dimana mana,oleh karena itu Penas ini sangat penting untuk menyatukan visi dan pandangan kita dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan,” tegas Mentan Syahrul.
Selain iklim yang cukup ekstrem, ketegangan politik diberbagai belahan dunia juga turut memberi tantangan yang besar terhadap pembangunan sektor pertanian dan ketahanan pangan negara.
"Maka, manfaatkan momentum Penas XVI sebagai ajang konsolidasi emosional para petani dari Sabang sampai Merauke agar makin siap dalam menghadapi tantangan dunia pertanian," tegas Mentan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menyampaikan jika program utama Kementan ialah juga untuk mengantisipasi El Nino dan antisipasi krisis pangan global sebagai dampak pandemi, perubahan iklim, perang Rusia-Ukrania.
"Untuk itu saya mengajak semua untuk menyamakan langkah dalam antisipasi masalah ini,” ucap Dedi.
Dedi menambahkan bahwa Penas Petani Nelayan merupakan forum pertemuan yang telah berlangsung sejak 1971 dan menjadi bagian yang strategis dalam upaya membangun kesepahaman di antara berbagai pemangku kepentingan sektor pertanian perikanan dan kehutanan.