Produksi Gula Bakal Turun 20 Persen
SURABAYA - Produksi gula nasional tahun ini tidak akan secerah tahun lalu. Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) memprediksi terjadi penurunan sampai 20 persen di dibanding 2013.
"Penyebabnya, anomali iklim yang terjadi pada tahun ini," ujar Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Aris Toharisman.
Pada tahun ini, hujan terjadi pada Mei yang berlanjut sampai pertengahan Agustus. Padahal, ketika itu ketika sebagian besar pabrik gula (PG) memulai awal giling di Juni. Dampaknya adalah menghambat aktivitas budidaya (on-farm) tebu. Dalam keadaan normal ketika memasuki awal giling tebu pada bulan Mei dan Juni, biasanya hujan sudah reda dan kemarau mulai tiba.
"Produksi gula nasional maksimum hanya 2,3 juta ton. Tahun lalu sebesar 2,6 juta ton. Jumlah itu baru mencukupi 40 persen kebutuhan gula nasional. Swasembada masih menjadi mimpi yang harus diperjuangkan secara serius," jelasnya.
Aris menuturkan, anomali iklim selama musim giling tebu sebenarnya bukan kali ini saja. Hal serupa terjadi pada 2010. Dampak hujan seperti itu biasanya akan berlanjut pada tahun berikutnya.
Pada 2011 produksi gula nasional hanya 2,26 juta ton atau lebih rendah dari 2010 yang mencapai 2,28 juta ton. Ini yang membuat tebu yang tidak bisa ditebang tepat waktu dan sulit dirawat selama hujan pada 2013 bisa menurunkan hasil gula tahun depan.
"Siklus anomali iklim tampaknya makin pendek. Bila sebelumnya musim hujan panjang terjadi 1998 kemudian berulang 2010 atau 12 tahun kemudian, kini pengulangan hanya dalam kurun tiga tahun," kata pria yang juga Sekjen Ikatan Ahli Gula Indonesia (Ikagi) itu.(dio)