Produksi Ikan Asin di Pantura Meningkat
jpnn.com - BLANAKAN-Saat ini, petani kesulitan air karena musim kemarau yang berkepanjangan. Namun, pengrajin ikan asin di kawasan Pantura justru mencari keuntungan dengan terus meningkatkan produksinya.
Sesuai letak geografis, wilayah Pantura memang cocok untuk usaha ikan asin karena cuaca panas mendukung. Memiliki suhu udara panas sehingga kondisi tersebut bisa membantu produksi ikan asin juga cepat kering. Seperti halnya para pengrajin ikan asin di Desa Muara, Kecamatan Blanakan. Mereka terus menggenjot produksi selama musim kemarau karena intensitas penjemuran menggunakan sinar matahari lebih panjang untuk menjemur ikan.
Salah seorang pengrajin ikan asin, Asminah mengatakan, dalam satu hari di musim kemarau rata-rata bisa memproduksi 50-75 kilogram ikan asin untuk industri rumahan karena bisa berproduksi hingga ratusan kilogram ikan asin seperti jambal roti, jambal biasa, tenggiri, kakap, kembung dan ikan kecil lainnya. "Pengrajin ikan asin di Blanakan mendistribusikan ikannya ke berbagai kota besar di Jawa Barat seperti Karawang, Bekasi, Bandung, Tanggerang hingga ke Banten,” kata Asminah kepada Pasundan Ekspres (Group JPNN), Selasa (17/9).
Menurutnya, para pengrajin ikan asin di Muara Blanakan per hari rata-rata bisa menjual 150-350 kilogram. Harga per kilogram ikan asin jambal roti adalah Rp35.000, jambal biasa Rp30.000, tenggiri Rp28.000, kakap ukuran besar Rp23.000, ukuran kecil Rp21.000, sedangkan untuk jenis ikan asin kembung Rp18.000.
Pengrajin lainnya, Raswan mengatakan, mengaku bersyukur dimusim kemarau ini produksi ikan asin meningkat drastis dan para pengrajin memanfaatkan cuaca panas untuk terus mengolah dan memproduksi. “Umumnya para pengrajin ikan asin di Muara Blanakan ini terlebih dahulu membersihkan ikan lalu di rendam dengan air garam selama tiga hari. Kemudian dicuci kembali sampai benar-benar bersih, dijemur kalau musim kemarau proses lebih cepat,” katanya.
Sedangkan persediaan bahan baku, kata Raswan, para pengrajin ikan asin tidak kesulitan karena banyak nelayan yang memasok bahan baku ikan asin dengan harga yang sangat terjangkau. “Selama musim kemarau tidak ada kendala. Tetapi kalau musim hujan, kami kesulitan dalam proses pengeringan,” ujarnya.
Oleh karena itu, para pengrajin mengharapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Subang untuk memberikan solusi agar usaha para pengrajin ikan asin ini tidak mengalami kendala di musim hujan untuk pengeringan.
Lokasi usaha ikan asin di wilayah Subang tidak hanya terdapat di Muara Blanakan. Tetapi, ada juga di Desa Cilamaya Hilir dan Girang Kecamatan Blanakan (perbatasan Subang - Karawang, Desa Mayangan Legonkulon dan daerah Truntum perbatasan Subang-Indramayu).(hya/lsm)