Prof Jimly: Ini Pendidikan Penting buat Umat Islam di Indonesia
jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPD RI Prof Jimly Asshiddiqie angkat bicara terkait pembakaran masjid yang biasa digunakan jemaah Ahmadiyah di Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar).
Menurut Prof Jimly, masyarakat harus membedakan antara urusan masjid dengan aliran pengurus maupun jemaah yang beribadah di sana.
"Jadi, kita bisa mengimbau kepada masyarakat. Masjid dan rumah ibadah, pisahkan dengan aliran manusianya," kata Prof Jimly kepada JPNN.com, Rabu (8/9).
Mantan ketua pertama Mahkamah Konstitusi (MK) itu berpendapat semua rumah ibadah, baik masjid, gereja, kuil, vihara, itu harus dilindungi.
Sebab, itu sarana bagi manusia mendekatkan diri kepada Tuhan sesuai dengan apa yang dia yakini.
"Semua rumah ibadah itu harus dijaga. Pisahkan dengan urusan keyakinan, yang boleh saja sebagian golongan menganggapnya sesat. Nah, itu wilayah dakwah. Jadi, jangan masjidnya dirusak," kata tokoh asal Sumatera Selatan itu.
Terlebih lagi, kata Prof Jimly, yang namanya masjid, Islam tidak membeda-bedakannya.
"Tidak ada masjid Syiah, masjid Suni, masjid NU, Muhammadiyah. Masjid, ya masjid. Semua orang boleh salat di situ. Jadi, pisahkan dengan pengurusnya, pisahkan dari aliran jemaahnya. Pisahkan," ucap Prof Jimly.
Hal tersebut menurut ketua umum Ikakatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) itu, penting sebagai pembelajaran bagi muslim di tanah air.