Prof. Nuh Sebut Wakaf Mengentaskan Kemiskinan, Menag Yaqut Bilang Begini
"Dan itu (wakaf uang calon pengantin) dikelola bersama BWI dan Kementerian Agama, itu nanti akan jadi sukuk, sehingga hasilnya (hasil wakaf) nanti akan dipakai untuk kemaslahatan umum dan sebagainya," ujar Prof Nuh.
BWI menyampaikan bahwa wakaf uang calon pengantin sudah mulai dilaksanakan di beberapa daerah, seperti di Sumatra Barat dan Sumatera Selatan. Wakaf calon pengantin ini akan dijadikan sebagai gerakan.
"Daripada calon pengantinnya pergi ke Paris untuk mencantolkan gembok cinta abadi, mendingan berwakaf dahulu saja supaya cintanya abadi seperti abadinya nilai berwakaf," jelas Prof Nuh.
Pada kesempatan sama, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan pidatonya mengatakan bahwa potensi wakaf di Indonesia mencapai Rp 180 triliun per tahun. Jika wakaf terus dikembangkan dan dikelola menjadi wakaf produktif, bisa membayangkan hasilnya untuk mengentaskan kemiskinan.
Menag Yaqut menegaskan literasi tentang wakaf ini perlu terus tingkatkan. Selain itu, tentu kontribusi pemerintah juga penting untuk dunia perwakafan.
"Apa yang bisa dilakukan pemerintah terhadap pengembangan wakaf, Prof Nuh menyampaikan di Kementerian Agama wakaf menjadi salah satu bagian tugas, di tahun 2022 kami menandatangani MoU dengan Menteri ATR/ BPN untuk melakukan percepatan sertifikasi tanah wakaf," tutur Menag Yaqut.
Menag Yaqut menambahkan sekarang sudah ada sekitar 400 ribu titik tanah wakaf yang sudah tersertifikasi. Ini bagian dari ikhtiar pemerintah untuk mendorong supaya wakaf bisa menjadi salah satu solusi dari masalah-masalah sosial yang ada di Indonesia.
Badan Wakaf Indonesia (BWI) menyelenggarakan Gebyar Wakaf Ramadan 2024 dalam rangka memperkuat perwakafan di Indonesia.