Profesor Berhati Lembut Ini Menangis saat Cerita tentang Ibunya
Karirnya terus melejit. Joni kemudian menjadi wakil dekan I pada 2003, lalu menjadi dekan fakultas teknik sipil dan perencanaan pada 2007. Sebelum itu, Joni ditunjuk Bambang D.H. yang masih menjabat wali kota untuk menjadi anggota Badan Pengawas PDAM dan fasilitator pelatihan bagi para pejabat Kementerian PU serta pemerintahan di daerah seluruh Indonesia.
Di tengah kesibukannya, Joni ditinggal sang ibu tercinta pada Juni 2006. Sebelum meninggal, ibunya ingin melihat Joni dikukuhkan sebagai guru besar. Sebelum itu, Joni tidak pernah mengurus pangkatnya. Dia bukan tipe orang yang telaten mengurusi berkas.
Namun, khusus untuk sang ibu, dia mulai mengurus semuanya. Belum sampai Joni dikukuhkan, sang ibu meninggal. Joni menjalani pengukuhan guru besar pada 26 Januari 2008, dua hari sebelum hari ulang tahun mendiang ibunda.
Akhir 2014, Joni maju sebagai salah satu calon dalam pemilihan rektor ITS. Dia didukung koleganya, Susi Wilujeng dan Dhani Soenyoto. ’’Banyak yang bilang mereka seperti tim sukses. Padahal, kami tidak merencanakan sampai ada tim sukses itu,’’ ucapnya.
Hingga terpilih, Joni merasa jabatannya ini hanyalah amanah yang harus diemban dengan baik dan penuh tanggung jawab.
Tanpa menunggu pelantikan yang berlangsung selambatnya 13 April nanti, dia pun mulai berkeliling kampus untuk mengajak semua kalangan bekerja bersama-sama. Salah satu angan-angan terdekat Joni adalah menyatukan semua kalangan di kampusnya. (*/c5/ayi)