Program Ganjar soal 1 Desa, 1 Faskes, 1 Nakes Dinilai Berpihak pada Kesehatan
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Kebijakan Publik dari Center For Youth and Population Research (CYPR) Boedi Rheza menilai permasalahan pemerataan fasilitas dan tenaga sampai saat ini masih menjadi permasalahan utama di Indonesia bagian timur.
Karena itu, dia menilai program Ganjar Pranowo-Mahfud MD soal satu fasilitas kesehatan (faskes) dan nakes di setiap desa sangat konkrit dan baik.
“Sejauh ini, data memang menunjukkan bahwa saudara-saudara kita di wilayah Indonesia Timur, seperti Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara, belum menikmati adanya faskes dan nakes yang cukup," kata Boedi Rheza dalam keterangannya, Rabu (28/11).
Secara umum, pemenuhan SDM Kesehatan saat ini masih menjadi kendala utama dalam pembangunan sektor kesehatan di Indonesia.
Saat ini hanya tersedia 0,68 dokter termasuk dokter spesialis per seribu populasi Indonesia, sedangkan menurut standar WHO yaitu satu per seribu orang. Jumlah ini masih sangat rendah, ditambah lagi dengan kondisi tidak meratanya keberadaan dokter di masing-masing provinsi.
Menurut Boedi, program Ganjar tersebut telah menunjukkan perhatian dan prioritas dalam pembangunan bidang kesehatan.
Dengan jumlah penduduk saat ini mencapai sekitar 275 juta jiwa, tentunya penting untuk merumuskan strategi pembangunan bidang kesehatan menyasar pada penguatan penyediaan faskes dan nakes.
“Program ini sangat baik untuk diimplementasikan, sehingga nantinya kejadian-kejadian luar biasa seperti malaria, campak dan bahkan HIV/AIDS yang masih tinggi dapat ditekan," ujar Boedi Rheza.