Program Grand Design Hortikultura Diyakini Bakal Perluas Pasar Ekspor
Meski demikian, kata Prihasto, program ini memerlukan sinergitas antar direktorat lingkup Ditjen Hortikultura, utamanya dalam pengembangan kawasan berbasis buah. Jadi, nantinya, Direktorat Buah sendiri yang akan menentukan kabupaten mana yang lahan dan agroklimatnya sesuai untuk diterapkan.
Sedangkan peranan Direktorat Perbenihan, harus memfokuskan diri pada penyediakan benih unggul dan bermutu. Direktorat Perlindungan mendukung dari aspek pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman), serta Direktorat pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura terus memperluas pemasaran dan ekspornya.
"Dengan sinergitas ini, pasar buah nantinya akan terus berkembang dan mengundang para pelaku usaha agar berdatangan. Pendekatan petani ke pelaku usaha dapat dilihat melalui pendampingan yang dilakukan dengan baik, melalui GAP, kemudian sebaran dan sosialisasi. Ini merupakan tugas pemerintah daerah juga dalam melakukan persuasi dengan para petani," katanya.
BACA JUGA: Rumah Duka Mahasiswi Kedokteran Korban Lakalantas Itu Ramai Didatangi Pelayat
Sementara mengenai keterkaitan harga, kata Prihasto, pemerintah berani menjamin bahwa harga yang ada memiliki pangsa pasar yang sangat luas. Namun, jaminan itu harus didukung dengan ketersediaan varietasnya unggul dan bermutu.
"Contohnya sudah banyak buah-buah lokal yang diminati penduduk luar negeri seperti salak, nanas, durian, manggis dan sebagainya. Makanya, untuk tahun anggaran 2019 ini, fokus kita di antaranya untuk pisang, nanas, manggis dan durian sekitar 9960 hektare. Masing-masing akan kita cek berdasarkan masukan Badan Litbang, BPTP dan Direktorat Buah dan Florikultura untuk melakukan kajian kecocokan, akses mobilitas dan nilai ekonomis terhadap komoditas tersebut,” tandas dia. (cuy/jpnn)