Prostitusi di Pembatuan, Digusur sejak 1980-an, Hingga Kini Masih Bertahan
jpnn.com - PEMBATUAN merupakan kawasan prostitusi di Banjarbaru, Kalsel, yang masih bertahan hingga kini. Walikota Banjarbaru Nadjmi Adhani belum mampu menutup meski sudah mengiming-imingi uang saku untuk para PSK agar pulang.
Sabtu (20/8) kemarin, suasana Komplek Pembatuan terlihat meriah. Sebagian warga, di Jalan Kenanga, Kelurahan Landasan Ulin Timur, Banjarbaru tersebut sedang bersuka cita merayakan HUT Republik Indonesia ke-71 dengan cara menggelar berbagai perlombaan.
Puluhan warga ikut serta dalam perlombaan tersebut, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa tak terkecuali para PSK yang ada di sana. Sebab, panitia lomba mewajibkan agar setiap rumah memiliki perwakilan untuk ikut lomba.
Seluruh peserta lomba, serta warga yang menonton sesekali tertawa lepas, kala ada kejadian menarik saat perlombaan berjalan. Seperti halnya, ada peserta jatuh ketika berlari. Serta kejadian lucu lainnya. Warga terlihat melupakan sejenak tentang kondisi pelik yang ada di Pembatuan.
Saat ini, Pemko Banjarbaru dengan kepemimpinan Walikota Nadjmi Adhani memang sudah cukup serius berupaya menghilangkan praktik prostitusi di daerah tersebut. Penutupan Pembatuan merupakan salah satu yang dijanjikan Nadjmi sebelum terpilih menjadi walikota.
Caranya? Pemkot mengerahkan satpol PP yang gencar melakukan razia. Mereka juga memasang baliho larangan prostitusi. Hanya melakukan dua cara ini, Nadjmi Adhani mengklaim bahwa gebrakan yang dilakukan pemerintah terbukti manjur.
"Dengan adanya pengawasan dan pemasangan baliho, tidak ada lagi pelanggan yang berani ke sana," katanya kepada Radar Banjarmasin (Jawa Pos Group).
Ia mengungkapkan, dengan minimnya tamu yang datang, maka pendapatan PSK sekarang sangat jauh berkurang. Hal itu akan membuat PSK hengkang dari Pembatuan.