Protes SBY, Dosen Unpad Tolak Satya Lencana
Sabtu, 21 Agustus 2010 – 07:58 WIB
Karena alasan itulah, Yesmil memutuskan untuk tidak datang saat upacara dan menerima penghargaan tersebut. "Saya memilih untuk upacara bersama para seniman di Gedung Indonesia Menggugat (GIM), Jalan Perintis Kemerdekaan," ujarnya. Menurut dia, pelecehan Malaysia terhadap kedaulatan Indonesia justru terjadi saat momen kemerdekaan RI. Itu seharusnya menjadi momentum kebangkitan nasionalisme bangsa. "Masak kedaulatan dipecundangi kita diam saja. Pada momen 17-an, kita justru kehilangan kedaulatan," cetusnya.
Apalagi, penangkapan staf DKP oleh Malaysia itu terjadi di perairan Indonesia dan diselesaikan dengan damai. Indonesia melepas tujuh nelayan Malaysia yang mencuri ikan di Perairan Riau. Malaysia lantas membebaskan tiga staf DKP tersebut.
Yesmil mencontohkan, Australia menembaki setiap kapal asing yang memasuki wilayah perairan mereka. "Seharusnya kita juga begitu. Mestinya SBY tegas seperti (Presiden) Soekarno yang berani mengganyang Malaysia. Dalam konteks sekarang, mengganyang Malaysia bisa macam-macam. Intinya, bertindak tegas melindungi kedaulatan," paparnya.