Protes, Tanam Pisang di Tengah Jalan
jpnn.com - BOGOR-Kesal jalan yang rusak tak kinjung diperbaiki, warga menanami sejumlah ruas jalan dengan pohon pisang dan rambutan.
Salah satunya, di Jalan Prada Samlawi, Desa Rumpin, Kabupaten Bogor, yang menghubungkan desa tersebut dengan Desa Kampung Sawah. Warga juga sempat memblokir akses armada tambang di Kampung Huluarang, Desa Sukasari.
Namun, aksi tersebut tidak berlangsung lama. Warga bersedia membuka akses tersebut, setelah kepolisian meminta sejumlah perusahaan tambang untuk menguruk kubangan jalan.
"Jalan sudah dibuka, setelah perusahaan menyanggupi untuk mengirim bantuan material untuk menguruk jalan," ujar Kapolsek Rumpin, Kompol Parmin kepada Radar Bogor (Grup JPNN), kemarin.
Menurut dia, masing-masing perusahaan tambang mengirim dua truk makadam untuk menguruk lubang jalan yang dalamnya hampir setengah meter. "Selain di Huluarang, bantuan juga dikirim ke Jalan Prada Samlawi, yang juga ditanami pohon pisang oleh warga," katanya.
Jalan yang lebih dikenal dengan sebutan Jalan Janala-Gerendong itu ramai dipadati aktivitas siswa yang akan berangkat ke sekolah. Akses ke sejumlah kantor pemerintahan dan layanan masyarakat juga melalui jalan tersebut. Selain menanam batang pisang, warga juga mencatolkan seikat rambutan dan satu sisir buah pisang di batang pisang tersebut.
Salah seorang warga Desa Rumpin, Umang (40) mengatakan, aksi penanaman pohon pisang itu merupakan sindiran untuk pemerintah. "Ini bukan lagi jalan, tapi kolam," tegasnya.
Ia mengungkapkan, jalan berlubang sudah banyak menyebabkan kecelakaan lalu lintas, juga sangat mengganggu aktivitas warga. Untuk itu, ia meminta pemerintah cepat tanggap melihat kondisi tersebut. "Jangan nunggu didemo baru ada perhatian," ketusnya.
Muspika Kecamatan Rumpin berencana akan menggelar pertemuan untuk membahas banyaknya jalan rusak di wilayah tersebut serta upaya penanganannya. Menanggapi masalah tersebut, Kepala UPT Jalan dan Jembatan wilayah Leuwiliang, Asman Dila mengungkapkan, perbaikan jalan akan segera diadakan.
Ia mengimbau masyarakat agar bersabar karena masih dalam proses. “Harus ada kajian dahulu, terlebih jalan itu tiap hari dilalui truk tambang, sehingga tak bisa sembarangan ditambal,” ujarnya.(ful/luc)