PT Martina Berto Tbk Optimistis Raih Pendapatan 25 Persen di Tengah Ketidakpastian Global
Perseroan optimistis bisa mencapai target tersebut dengan menurunkan COGS/Harga Pokok Penjualan dari 65,16% di 2023 menjadi 56,82% di 2024.
Selain itu, bertekad meningkatkan efektivitas biaya pemasaran dari 18,77% di 2023 menjadi 19% sehingga diharapkan bisa menghasilkan laba usaha/operating profit dari rugi Rp 2,5 miliar di 2023 menjadi laba Rp 45,8 milliar di 2024.
Perseroan juga berupaya untuk meraih Earnings Before Interest Depreciation (EBITDA) dari Rp 14 miliar di 2023 menjadi Rp 59 miliar di 2024 dengan laba setelah pajak/profit after tax adalah dari minus/rugi Rp 31 miliar di 2023 menjadi laba setelah pajak di 2024 yaitu Rp 24 miliar.
Upaya lain berupa return on assets di 2023 dari minus 4,74%, menjadi 3,39% di 2024, return on equity dari minus 8,65% di tahun 2023 menjadi 6,69%, serta didukung oleh efektivitas kinerja karyawan/return on capital employed dari minus 0,61 di tahun 2023 menjadi 11,54%.
Untuk mencapai angka kinerja yang jauh lebih baik dibanding tahun 2023, menurut Bryan, perseroan akan menjalankan strategi-strategi antara lain adaptif terhadap perilaku konsumen, rejuvinasi produk, investasi media digital dan meningkatkan penjualan online, distribusi yang lebih merata, forecast yang lebih akurat, inovasi produk baru, dan perbaikan laba.
Selain itu, perseroan juga mempertajam strategi untuk pemasaran dan multi-distributor yakni dengan Tiga Raksa dan Penta Valent, serta PT Parit Padang Global.
MBTO juga berusaha mempertahankan dan memperkuat penjualan melalui PT Tara Parama Semesta (TPS) yang mengelola gerai Martha Tilaar Shop (MTS) dan penjualan online, serta unit usaha PT Cedefindo (anak perusahaan MBTO) yang bergerak di bidang contract manufacturing.
MTS melalui mekanisme omnichannel berfungsi sebagai customer experience centre bagi para konsumen dan menargetkan pasar kelas menengah atas dengan varian produk premium yang lebih banyak dibanding gerai-gerai independen.