PT Vale Indonesia Ingin Peran Perempuan Lebih Besar Lagi di Sektor Ekstraktif
Peran perempuan di sektor ekstraktif migas dan pertambangan menunjukkan tren yang terus membaik dibanding satu dekade lalu. Survei Angkatan Kerja Nasional pada Agustus 2021 menunjukkan proporsi pekerja perempuan pada industri ekstraktif Indonesia cenderung menurun dalam tiga tahun terakhir.
"Pekerja perempuan di sektor migas dan pertambangan kurang dari 10 persen," katanya.
Febri pun sangat mendukung jika keterlibatan perempuan makin besar di sektor ekstraktif ini. Apalagi dalam Presidensi G20 tahun 2022 lalu, kata dia, telah dihasilkan Bali Leaders Declaration yang salah satunya, dalam poin ke-46, menyangkut komitmen gender equality and woman empowerment atau kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
"Sejauh ini, industri ekstraktif memang masih dipandang sebagai industri yang sangat maskulin. Tapi kami akan memberikan banyak ruang bagi perempuan untuk dapat bergabung,” tutur Febri.
Dia menegaskan tidak ada toleransi terhadap diskriminasi gender, termasuk pelecehan terhadap perempuan.
Menurutnya, hal tersebut bukan sekadar slogan, tetapi teladan sekaligus memastikan bahwa perusahaan sangat memperhatikan perlindungan terhadap pekerja perempuan.
“Tanpa melakukan ketentuan-ketenuan tersebut, kita tidak akan bisa menarik lebih banyak perempuan untuk bergabung ke dalam industri ekstraktif,” ujarnya.
Saat menjadi pembicara webinar bertajuk Menyoal Kesetaraan Gender Dalam Industri Ekstraktif, Sudah Sejauh Mana? beberapa waktu lalu, anggota MSG EITI Indonesian Astrid Debora Meliala menjelaskan beberapa pekerjaan rumah implementasi pengarusutamaan gender sektor ekstraktif.