PTM Terbatas Menyelamatkan Siswa dan Guru
Dia juga mengungkapkan, hubungan batin antara anak didik dengan guru menjadi dingin karena mereka tidak pernah saling sapa dan bertatap muka selama satu tahun. Peserta didik baru yang duduk di kelas I baik jenjang SD, SMP dan SMA-lah yang paling merasakan.
"Mereka satu tahun tercatat sebagai siswa, tetapi tidak tahu siapa guru dan teman mereka di sekolah yang baru tersebut," ujarnya.
Sementara Plt Direktur SMA, Kemendikbud, Purwadi Sutanto mengatakan, angka putus sekolah (APS) juga terjadi sebagai dampak pembelajaran jarak PJJ saat pandemi Covid-19. Salah satu kasus APS terjadi pada siswa SMA di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pada kasus tersebut anak memutuskan menikah dini.
“Karena keterbatasan sarana telekomunikasi pendukung PJJ, siswa putus sekolah dan kemudian menikah dini,” kata Purwadi.
Dia menyebut, penanganan kasus APS pada anak menjadi tugas bersama. Karena masalah pendidikan, menurutnya, bukan saja tugas pemerintah, melainkan menjadi tanggung jawab orang tua dan masyarakat.
“Ini kenapa surat keputusan bersama (SKB) empat menteri tentang pembelajaran di tengah pandemi keluar. Karena kita ingin segera PTM terbatas diterapkan. Sudah banyak anak dan guru mengeluhkan stres karena PJJ,” katanya.
Lebih jauh dia mengatakan, pelaksanaan PTM harus mendapat dukungan dari kementerian dan stakeholder terkait.