PTN Merger Fakultas Bakal Diganjar Dana Rp 30 Miliar
Harapannya, publikasi bisa terdongkrak dan tingkat kekurangan dosen di kampus negeri dapat ditekan.
Ghufron mengakui, imbas dari merger itu adalah tugas dekan semakin berat. Sebab, prodi (program studi) yang dipimpin menjadi lebih banyak dari hasil penggabungan tersebut.
Dengan begitu, sangat wajar jika dekan di fakultas hasil merger itu mendapat gaji atau tunjangan lebih besar daripada saat ini.
Dia mencontohkan, untuk rumpun kesehatan saat ini, banyak sekali fakultasnya. Mulai fakultas kedokteran, fakultas kedokteran gigi, fakultas kedokteran hewan, fakultas kesehatan masyarakat, fakultas farmasi, hingga fakultas keperawatan.
’’Dari kesemuanya itu bisa dimerger menjadi fakultas kesehatan dan kedokteran saja,’’ jelasnya.
Direktur Riset Paramadina Public Policy Institute (PPPI) Totok Amin Soefijanto mengatakan, efisiensi dalam pengelolaan perguruan tinggi merupakan sebuah keniscayaan. Apalagi, saat ini politik penganggaran pemerintah cenderung untuk infrastruktur.
PTN yang masih mempertahankan birokrasinya yang gemuk akan tergilas perkembangan zaman. ’’Seperti di tol saja sudah cashless. Tidak butuh pegawai banyak-banyak,’’ tuturnya.
Dia menjelaskan, saat ini pengelolaan PTN di Indonesia sudah cukup kuat. Apalagi, pengelolaan teknis akademis sudah berfokus di tingkat program studi (prodi).