PU Keluhkan Dana Minim untuk Tangani Banjir di Malinau
“Tapi secara konsep sudah kita rencanakan,” jelasnya.
Diakui Kristian, pihaknya pun tak bisa berharap banyak pada bantuan keuangan pemprov Kaltara, karena bankeu untuk tahun ini dari pemprov Kaltara hanya sebesar Rp 10 hingga Rp 11 miliar, untuk seluruh kegiatan SKPD, sehingga rencana kegiatan untuk penanganan banjir, belum bisa terlaksana pada tahun ini.
Lalu kapan terealisasi? Kristian Muned belum bisa memastikan. Yang jelas, pihaknya menunggu kejelasan anggaran yang cukup untuk program penanganan banjir ini. Sementara anggaran PU tahun ini lebih difokuskan untuk kelanjutan proyek multi years seperti menuntaskan pembukaan jalan di daerah pedalaman dan perbatasan, serta pemeliharaan dan perawatan jalan di dalam kota.
Sebelumnya, Desa Pelita Kanaan Kecamatan Malinau Kota, memang kerap menjadi langganan banjir ketika sungai Sesayap meluap karena datarannya yang rendah. Bahkan jika curah hujan besar seperti yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini, hampir seluruh kawasan desa tersebut terendam air dengan ketinggian berbeda.
“Sekarang ini besar. Kalau air Sungai Sesayap tambah banjir makin tinggilah air naik ke sini,” keluh Tinus, warga RT 1.
“Kalau tiap hari begini, ya banjirlah tiap hari di sini,” sambung Kalep Amat, warga RT 1 lainnya.
Karena itu, warga Pelita menuntut kembali pemerintah untuk secepatnya merealisasikan pembangunan tanggul yang sudah diajukan warga sejak beberapa tahun lalu.
Pembangunan tanggul di dua tepi anak sungai tersebut diusulkan warga agar ketika curah hujan tinggi dan air di sungai besar, tidak melimpah ke pemukiman seperti yang terjadi Rabu (21/1).