Publik Rindukan Presiden dari TNI, Jenderal Gatot Berpotensi Gerus Elektabilitas Jokowi
jpnn.com - JAKARTA - Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 memang masih 3,5 tahun lagi. Namun, jajak pendapat sudah mulai digelar untuk mengukur figur calon presiden pada pilpres yang akan datang.
Itu pula yang dilakukan Segitiga Institute, sebuah lembaga kajian pimpinan Muhammad Sukron. Berdasarkan survei Segitiga Institute terhadap 1.225 responden selama periode 4-15 Januari 2015, terungkap adanya keinginan publik agar pimpinan nasional nanti kembali dipegang tokoh berlatar belakang TNI.
"Sekitar 40,5 persen publik menghendaki presiden dengan latar belakang TNI. Sementara 21,4 persen publik menghendaki capres berlatar belakang sipil dan 27,3 persen tidak lagi mempersoalkan sipil maupun militer,” ujar Syukron dalam sebuah diskusi di Jakarta Pusat, Sabtu (30/1).
Menurut Sukron, alasan publik merindukan sosok militer pertimbangan tentang jaminan bagi keamanan negara. "Masyarakat merasa terjamin soal keamanan kalau pemimpinnya berlatar belakang TNI," katanya.
Lantas siapa sosok tentara yang diinginkan memimpin negara? Mayoritas responden survei Segitiga Institute ternyata memilih Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Tingkat elektabilitas jenderal kelahiran Tegal, Jawa Tengah itu mencapai 35, 9 persen.
Selanjutnya ada tiga nama mantan Panglima TNI. Yakni Marsekal (Purn) Djoko Suyanto (27, 4 persen), Jenderal (Purn) Moeldoko (22, 6 persen) dan Laksamana (Purn) Agus Suhartono (14,1 persen).
Syukron menjelaskan, elektabilitas Gatot tinggi karena masih menjadi Panglima TNI. "Selain itu, publik juga menilai Gatot memiliki pengaruh yang kuat di kalangan militer," ungkapnya.
Survei Segitita itu juga memasukkan nama mantan Kepala Staf TNI AD (KASAD) Pramono Edhi Wibowo. Namun, adik ipar Susilo Bambang Yudhoyono itu memang tak bisa mengungguli Gatot, Djoko atau pun Moeldoko.