Purwo Ardoko, Alumnus ITS, Arsitek Penjara Modern di Indonesia
Nginap di Lapas Cipinang, Masuk Geng SurabayaSabtu, 01 Mei 2010 – 06:43 WIB
Dinding terluar dikonstruksikan tahan benturan dengan kekuatan 2 ton per titik. "Dengan demikian, diperlukan 10 orang untuk menghancurkannya," jelas Purwo. Dinding tersebut dibuat dari beton bertulang yang dicor dengan ketebalan 20 sentimeter. Bahan-bahannya harus trouble free. Jerujinya besi pilihan, diameter 20 milimeter. "Butuh waktu satu jam tanpa berhenti untuk menggergajinya," imbuhnya.
Faktor keamanan memang menjadi bagian penting dalam bangunan lapas. Meliputi pagar pengaman (deterrence); pos pengamanan, menara, dan ruang kontrol (detect); penataan pintu, dan penghambatan akses antarruang (delay). Kemudian, steril area serta meminimalkan upaya pelarian. Pagar pengamannya dibuat empat lapis di luar gedung.
Dengan aristektur semacam itu, kata Purwo, jika ada tahanan yang berhasil kabur, bisa dipastikan ada kerja sama dengan petugas petugas. "Kabur bukan karena bangunannya, tapi karena sistem atau petugas yang tidak disiplin."