Pusing Ka-Li-Mi-Cin
Oleh Dahlan IskanTrump memang pernah begitu berbinar ketika kali pertama mendapat laporan soal kemampuan obat itu. Sampai-sampai ia menyebutnya sebagai game changer. Obat yang akan mengubah nasib buruk Amerika dalam menghadapi Covid-19 sekarang ini.
Rupanya memang sudah ada penelitian untuk obat malaria itu. Penelitian baru. Yang sudah dikaitkan dengan bencana Covid-19.
Yang melakukan penelitian adalah ahli dari Brazil. Yang presidennya diisukan dikudeta oleh militer tadi malam karena dianggap tidak becus menanggulangi Covid-19 --tetapi ternyata tidak benar.
Sehari penuh, kemarin, saya sisihkan waktu membaca publikasi panjang ahli dari Brasil itu. Saya kutipkan saja kesimpulannya: pasien yang diberikan hydroxychloroquine yang dikombinasikan dengan macrolide antibiotic Azithromycin 100 persen sembuh.
”Tetapi kalau hanya diberikan Hydroxychloroquine saja, tanpa kombinasi itu, hanya 57 persen yang sembuh,” tulisnya.
Peneliti itu bernama Sandro G. Viveiros-Rosa dan Wilson C. Santos. Mereka dari Universidade Federal Fluminense, Rio de Janeiro.
Di Tiongkok, hydroxychloroquine juga masuk dalam daftar 10 obat yang diizinkan dipakai di Covid-19. Yang menarik, salah satu obat yang juga masuk daftar 10 itu penemuan Tiongkok sendiri. Termasuk hasil penemuan terbaru.
Nama obat itu: Carrimycin.