Putera Lengkong, Kakak Ipar di Balik Sukses Owi/Butet Raih Emas Olimpiade
Ketika tidak ada jadwal latihan, Butet kerap berkunjung ke rumah Putera-Kalista di kawasan Serpong, Tangerang. Tidak hanya untuk bertemu kakaknya, Butet juga meluangkan waktu untuk bercanda dengan dua keponakannya, Rafael Lengkong, 5, dan Kenzo Lengkong, 2.
Sehari-hari Putera dikenal sebagai motivator dan pembicara dalam sejumlah seminar atau pelatihan (training). Basis pendidikannya adalah bidang human resource. Sempat menuntaskan pendidikan di Jurusan Teknik Industri Universitas Atma Jaya Jogjakarta pada 1996, Putera melanjutkan studi S-2 di University of Wolverhampton di Inggris (2001–2003).
Sepulang dari Inggris, Putera sempat meniti karir di bagian HRD salah satu perusahaan otomotif di Jakarta. Sekitar enam tahun berkecimpung di bidang otomotif, Putera akhirnya kembali menemukan ”jalan pulang” ke jalur keahliannya, yakni human resource.
Putera lalu mengikuti kursus neuro-linguistic programming (NLP) setahun. Itu adalah sebuah program yang menggunakan pendekatan komunikasi, pengembangan pribadi, dan psikoterapi untuk menangani klien. Dari situlah dia kemudian menerapkan ilmu teknik mental coaching kepada adik iparnya. Hasilnya tidak mengecewakan. Buktinya, Butet mengakui masukan yang diberikan Putera sebagai salah satu faktor kemenangan mental dirinya bersama Owi saat melibas lawan-lawan di Rio.
Meski Owi/Butet adalah klien pertama di bidang mental coaching, Putera sudah berani menerbitkan sebuah buku yang berisi prinsip-prinsip yang harus dimiliki seorang juara. Buku berjudul 9 Prinsip Kesuksesan sang Juara tersebut merupakan apresiasi Putera atas prestasi Owi/Butet menjuarai All England 2012. Ternyata, Owi/Butet kembali menjadi juara All England dua tahun berikutnya secara berturut-turut alias hat-trick.
"Teknik mental coaching yang saya terapkan kepada Owi/Butet itulah yang saya tulis di buku tersebut,” ujar Putera. ”Saya juga sering berkomunikasi dengan pelatih mereka, Richard Mainaky, biar selaras,” tambahnya.
Lantaran kesibukan kerja, Putera sempat tidak ”mendampingi” Owi/Butet beberapa saat. Ketika itulah prestasi ganda campuran terbaik Indonesia tersebut menurun. Terutama dalam setahun terakhir. Maka, Putera lalu kembali tergerak untuk membantu mereka. ”Tiga hari sebelum berangkat ke Brasil, saya ketemu mereka. Seperti biasa ngobrol santai, tapi tetap mengarahkan mereka untuk bisa fokus kembali,” ujarnya.
Setidaknya ada tiga treatment dalam mental coaching yang dilakukan Putera selama dua jam pertemuan itu. Pertama, mengubah fisiologi tubuh Owi/Butet kala melakukan kesalahan. Treatment itu dilakukan untuk memutus kecenderungan kesalahan yang selama ini terus berulang dilakukan Owi/Butet dalam pertandingan.