Putu Rudana BKSAP: Dana Perubahan Iklim Harus Dicairkan, Jangan Cuma Janji
Legislator asal Bali itu memandang bahwa sumber daya keuangan dan investasi yang baik diperlukan guna mengatasi perubahan iklim; baik untuk mengurangi emisi, mendorong adaptasi terhadap dampak yang sudah terjadi, dan membangun ketahanan.
Namun, saat ini beberapa negara menghadapi banyak krisis seperti dampak gabungan dari pandemi, masalah iklim, persoalan kemanusiaan di seluruh dunia, dan efek dari renggangnya tatanan internasional berbasis aturan (fraying of the rules-based international order).
"Saya percaya bahwa transfer teknologi dan pembiayaan merupakan hal yang penting untuk menjawab tantangan terkait perubahan iklim. Ini harus sejalan dengan semangat keadilan iklim dengan memiliki pendekatan aksi iklim yang berpusat pada manusia," tuturnya.
Putu lantas mengungkap bahwa laporan IPCC 2022 telah menyoroti salah satu rintangan terbesar untuk adaptasi adalah akses yang tidak memadai terhadap pendanaan iklim.
Selain itu, negara-negara kaya tidak menyediakan pendanaan iklim yang cukup untuk membantu negara-negara berpenghasilan rendah beradaptasi dengan iklim yang berubah cepat.
"Janji USD 100 miliar untuk perubahan iklim tidak boleh hanya menjadi sekadar janji, tetapi harus diwujudkan melalui tindakan. Di sini, kita perlu meningkatkan kerja sama dan koordinasi untuk memastikan bahwa janji tersebut akan dipenuhi,” tegasnya.
Putu menyampaikan untuk mengatasi masalah ini perlu pelibatan sektor swasta karena mereka dapat menjadi mitra penting pemerintah dalam mewujudkan kerjasama pembangunan yang efektif dalam isu lingkungan.
"Namun, memberikan keadilan juga membutuhkan upaya terpadu dan menyeluruh dari kita semua, termasuk parlemen, pemerintah, pelaku usaha, masyarakat sipil, jaringan perempuan, pemuda, investor, dan juga masyarakat lainnya," ucap Putu.